Selasa, 10 November 2015

Kacang Hijau





Kacang ijo atau kacang hijau mengandung nutrisi yang tinggi, contohnya adalah dibuat bubur kacang ijo yang enak tentunya, anda ingin menanam kacang hijau di kebun anda? Berikut ini Tips dan cara menanam kacang hjiau dengan benar.
Kacang Hijau merupakan sejenis tanaman palawija yang tumbuh dengan baik di daerah-daerah tropika. Tumbuhan yang tergolong suku polong-polongan (Fabaceae) ini mempunyai tak sedikit kegunaaan dalam kenasiban sehari-hari manusia sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Di Indonesia, kacang hijau menempati urutan ketiga sebagai tanaman pangan legum, seusai kedelai dan kacang tanah.   Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa. Budidaya kacang hijau sangat tepat diperbuat di seluruh daerah di Indonesia. Berikut Tutorial Menanam Kacang Hijau.

 Kacang hijau sangat tepat ditanam pada tanah bertekstur liat berlempung yang tak sedikit mengandung bahan organik, aerasi, dan drainase yang baik. Kacang hijau bakal tumbuh optimal pada struktur tanah yang gembur dengan pH 5,8 – 7,0 optimal 6,7. Iklim yang baik untuk budidaya kacang hijau di daerah yang mempunyai curah hujan optimal yakni 50-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 0C dan kelembaban udara antara 50-80% dan memperoleh sinar matahari yang cukup. Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas tepat ditanam di lahan sawah maupun tegalan. Varietas terakhir tahan penyakit semacam Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural. Tipe bibit ini dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang mempunyai endemik penyakit Embun Tepung dan Bercak Daun.




.Pada lahan bekas padi (Sawah dan Ladang), tak butuh diperbuat pengolahan tanah/lahan, yang tak jarang disebut dengan istilah Tanpa Olah Tanah . Budidaya di bekas area penanaman padi, tunggul padi butuh dipotong singkat dan dibersihkan alias dipinggirkan. Jika tanah becek maka butuh dibangun saluran drainase dengan jarak 3-5 m. Pada lahan Tegalan alias bekas Tanaman Palawija, sepert jagung alias tipe lainnya, butuh diperbuat pengolahan tanah. Lahan dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian dihaluskan dan diratakan. Saluran pengairan dibangun dengan jarak 3-5 m.
Kacang hijau ditanam dengan sistem tugal. Setiap celah dimasukkan dua biji/celah. Penanaman pada musim hujan, memakai jarak tanam 40 cm x 15 cm jadi mencapai populasi 300 – 400 ribu tanaman/ha.  Pada musim kemarau memakai jarak tanam 40 cm x 10 cm jadi populasinya kurang lebih 400-500 ribu tanaman/ha.  Jika budidaya kacang hijau diperbuat pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tak boleh lebih dari 5 hari setelah padi dipanen. (Untuk setiap musim; penyulaman yang baik diperbuat pada saat tanaman berusia tak lebih dari 7 hari). Untuk lahan yang tak lebih subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 – 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberbagi pada saat tanam dengan cara larikan di segi celah tanam sepanjang barisan tanaman. Bahan organik berupa pupuk kandang setidak sedikit 1520 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberbagi sebagai penutup celah tanam. Di lahan sawah bekas tanaman padi yang subur, tak butuh dipupuk maupun diberi bahan organik. Kegunaaankan mulsa jerami untuk budidaya kacang hijau. Sebab pemakaian mulsa jerami bisa menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air. Dosis jerami padi diberbagi setidak sedikit 5 ton/ha.
Penyakit yang tak jarang menyerang kacang hijau antara lain; bercak daun, basi batang, embun tepung dan penyakit puru. Pengendalian penyakit bisa diperbuat dengan menanam varietas yang tahan penyakit. Pengendalian tutorial lain bisa diperbuat dengan memakai pestisida dan fungisida semacam: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 alias Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air. Pada penyakit Embun Tepung (Erysiphepofygoni) bisa dikendalikan dengan fungisida hexakonal dan diberbagi pada umur 4 dan 6 minggu. Penyakit bercak daun, manjur dikendalikan dengan fungisida hexakonazol, diberbagi pada umur kacang hijau 4, 5 dan 6 minggu.
Hama mutlak kacang hijau merupakan: Lalat Kacang (Agmmyxa phaseoti), Ulat Jengkal (Piusia chaitites), Kepik Hijau (Nezara virfduta), Kepik Coklat (Riptonus tinearis), dan Penggerek Polong (Maruca testutalis), Kutu Thrips dan lain-lain. Pengendalian hama bisa diperbuat dengan memakai insektisida. Semacam Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, alias Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha.  Pada daerah yang mempunyai endemik lalat bibit (Agromyza phaseoti) butuh perbuatan perlakuan benih dengan cara baik. Pengendalian lalat bibit bisa memakai insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) alias Fipnonil (5 cc/kg benih





Tidak ada komentar:

Posting Komentar