Tin (Ficus carica L.) adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan yang berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama. Nama ini diambil dari bahasa Arab, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig.
Tumbuh di daerah Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang dibudidayakan pula di Australia, Cile, Argentina, serta Amerika Serikat. Di dunia terdapat sekitar 50 varietas buah tin
Habitus berupa pohon, besar dan dapat tumbuh hingga 10m dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Bunga tin tidak tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup sehingga dikira buah. Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis Ficus lainnya.
Yang disebut buah sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua anggota suku ara-araan (Moraceae). Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm, berwarna hijau. Beberapa kultivar berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah yang dikeluarkan pohon ini dapat mengiritasi kulit.
Pemanfaatan
Buah tin dapat dimakan segar, dikeringkan, atau dibuat selai. Buah yang dipetik harus segera dimanfaatkan karena tidak dapat disimpan lama (mudah rusak). Di Bengali buah tin diolah sebagai sayuran
Budidaya
Harus ditanam ditempat terbuka, tanaman ini sangat suka air, beri pupuk N total 250-500 gr/ tahun yang dibagi dalam 3x atau 4x aplikasi terutama bila dipotkan atau ditanam di pasirTin adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan yang berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama. Nama ini diambil dari bahasa Arab, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig.
Tumbuh di daerah Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang dibudidayakan pula di Australia, Cile, Argentina, serta Amerika Serikat. Di dunia terdapat sekitar 50 varietas buah tin
Habitus berupa pohon,
besar dan dapat tumbuh hingga 10m dengan batang lunak berwarna
abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Bunga tin
tidak tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup sehingga
dikira buah. Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis Ficus lainnya.
Yang disebut buah sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua anggota suku ara-araan (Moraceae).
Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm, berwarna hijau. Beberapa
kultivar berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah yang dikeluarkan
pohon ini dapat mengiritasi kulit.
Pemanfaatan
Buah tin dapat dimakan segar, dikeringkan, atau dibuat selai. Buah yang dipetik harus segera dimanfaatkan karena tidak dapat disimpan lama (mudah rusak). Di Bengali buah tin diolah sebagai sayuran
Budidaya
Harus
ditanam ditempat terbuka, tanaman ini sangat suka air, beri pupuk N
total 250-500 gr/ tahun yang dibagi dalam 3x atau 4x aplikasi terutama
bila dipotkan atau ditanam di pasir
Senin, 14 Maret 2016
Pertanian Salak Pondo
Salak, buah manis berkulit sisik
berwarna cokelat kehitaman eksotis dengan daging buah berwarna putih
susu hingga kekuningan, terbilang cukup populer di kalangan masyarakat
Indonesia. Khususnya salak pondoh (Salacca edulis), yang
merupakan salah satu buah-buahan favorit yang setiap musim berbuahnya,
ada di meja makan, ataupun digemari sebagai oleh-oleh. Salak selain
dimakan langsung sebagai buah segar, bisa dikonsumsi setelah menjadi
buah kalengan, atau sesudah diolah menjadi rujak, manisan, asinan,
maupun keripik. Apalagi dengan khasiat salak untuk menyembuhkan penyakit
diare (mencret-mencret). Kultivar pohon salak yang memiliki banyak
penggemar di antara yang lainnya adalah salak pondoh dengan daging
buahnya yang berasa manis dan bertekstur renyah (garing). Maka, selalu
ada prospek cerah di balik budidaya salah pondoh yang dikenal sebagai
salak asli Yogyakarta—tepatnya di kawasan lereng Gunung Merapi—ini.
Varian salak pondoh yang dikenal di
Indonesia antara lain: pondoh super, pondoh hitam, pondoh gading, pondoh
manggala, dan pondoh nglumut.
Persiapan Budidaya Salak Pondoh
Ada langkah-langkah yang harus dilakukan
bila mulai melirik potensi budidaya salak pondoh, cara
budidaya pertama-tama dengan mempersiapkan lahan. Paling baik ditanam di
tanah bertekstur lempung dan berpasir yang biasanya gembur, lembap, dan
subur. Salak pondoh pada hakikatnya merupakan tanaman yang memerlukan
banyak air, sehingga dapat tumbuh baik di wilayah dengan curah hujan
cukup tinggi, atau setidaknya area dengan sistem pengaliran air
(irigasi) yang baik, serta upayakan lahan yang dipersiapkan untuk
menanam salak pondoh tersebut dekat dengan sumber air. Sebagai cara
menanam salak pondoh, persiapkan lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm
dengan jarak tanam 2 x 2 sampai 2,5 x 2,5 meter untuk sistem monokultur,
dan jarak 1,5 x 1,5 meter untuk sistem polikultur. Demi mutu yang baik,
perhatikan dengan cermat cara tanam, sebelum bibit pohon ditanam, beri
pupuk kandang yang sudah jadi sebanyak 10 kg ke dalam masing-masing
lubang tanam.
Mempersiapkan bibit. Bibit salak pondoh
yang paling baik diperoleh dengan cara vegetatif (tunas anakan), hal ini
tentunya untuk mempertahankan sifat unggul. Belilah bibit yang sudah
siap tanam sekaligus dengan bibit pejantannya, dan untuk
selanjutnya, pembibitan dilakukan dengan teknik budidaya pencangkokan.
Pemeliharaan Salak Pondoh
Salah satu proses perawatan salak pondoh
adalah penyulaman. Lakukanlah pemeriksaan terhadap produktivitas
tanaman setelah 2 sampai 3 minggu penanaman bibit serta mengganti pohon
yang mati, serta yang tidak berkembang dan tidak berproduksi dengan
baik. Dianjurkan melakukan penyulaman di awal musim hujan. Penyiangan
sangat penting agar tanaman budidaya tidak diusik, yaitu rajin untuk
membersihkan lahan dan memberantas rumput dan gulma atau tanaman
pengganggu lainnya yang merusak pohon seperti daun, dengan mencabutinya,
mencangkulnya, atau dengan cara lain.
Penggemburan tanah secara berkala wajib
dilakukan demi mendapatkan panen salak pondoh berkualitas. Caranya,
cangkul tanah yang digemburkan hingga membentuk gundukan agar menguatkan
akar dan batang. Pemberian pupuk dilakukan untuk menambah dan
meningkatkan kesuburan tanah (meregenerasi unsur hara dalam tanah),
sesuai dengan syarat tumbuh kembang salak yang baik di tanah gembur dan
subur. Proses pemupukan dilakukan dengan dua jenis pupuk, yakni pupuk
alami atau organik (kompos dan pupuk kandang) serta pupuk kimia atau
anorganik (NPK dicampur urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1:1:1).
Mencegah, mengendalikan, serta mematikan hama (serangga) dan penyakit
dengan menyemprotkan pestisida ataupun insektisida secara berkala sesuai
petunjuk, dan jangan sampai berlebihan dalam penyemprotan.
Langganan:
Postingan (Atom)